ECOLOGICAL FOOTPRINT (JEJAK
EKOLOGI)
OLEH : JONNIMAR
NPM : 13131011021
DOSEN PEMBIMBING : Prof. SUPLI EFFENDI RAHIM
A. PENGERTIAN
Istilah Ecological Footprint (jejak ekologi)
memang tidaklah sepopuler istilah konservasi. Sebagai sebuah metodologi,
Ecological Footprint diperkenalkan oleh para pencinta lingkungan sebagai upaya
meyakinkan masyarakat luas atas dampak gaya hidup manusia dalam mempengaruhi
dan mereduksi langsung kemampuan bumi dalam menyediakan sumber daya alam, baik
di darat maupun laut, yang mempunyai ekosistem produktif terhadap alam dan
mengkomunikasikannya secara kuantitatif dalam bentuk yang mudah dipahami.
Sebuah pendekatan
yang baru-baru ini populer dengan Ecological Footprint menjadi alat ukur
yang mengkaji tingkat konsumsi manusia dan dampaknya terhadap lingkungan.
Konsep "jejak kaki ekologis" (Ecological Footprint)
diperkenalkan pada tahun 1990-an oleh William Rees dan Mathis Wackernagel (Wackernagel
and Rees, 1996).
Konsep ecological
footprint (EF), atau jejak kaki ekologis, pertama kali diperkenalkan oleh
William Rees dan Martin Wackernagel pada tahun 1990-an. Konsep ini pada
dasarnya dikembangkan sebagai usaha pencarian indikator untuk pembangunan
berkelanjutan dan khususnya diharapkan dapat menjadi metode untuk mengukur
secara kuantitatif mengenai hubungan perlakuan manusia terhadap bumi
dengan daya dukung yang dimiliki oleh bumi itu sendiri (Wackernagel and Rees,
1996). Konsep ini menegaskan bahwa hampir semua tindakan dan perilaku hidup
manusia, misalnya perilaku konsumsi dan transportasi, akan membawa dampak
ekologis atau dampak bagi lingkungan (Hoekstra, 2007). Pendekatan EF dapat
digunakan untuk mendidik masyarakat mengenai penggunaan sumber daya alam yang
berlebihan dan kemampuan daya dukung bumi untuk menyokong keberlanjutan hidup
mereka. Pendekatan ini dapat digunakan sebagai indikator keberlanjutan.
Pendekatan ini juga memberikan penjelasan mengenai dampak perilaku manusia
terhadap lingkungan dan dapat menghubungkannya dengan daya dukung bumi.
Ecological Footprint adalah alat bantu untuk dapat kita pergunakan dalam
mengukur penggunaan sumberdaya dan kemampuan menampung limbah
dari populasi manusia dihubungkan dengan kemampuan lahan, biasanya dinyatakan
dalam hektar.
Fachruddin
M. Mangunjaya dalam buku Bertahan di Bumi: Gaya Hidup Menghadapi
Perubahan Iklim menjelaskan bahwa jejak ekologi merupakan cara untuk
mengukur dampak manusia terhadap alam dan lingkungan. “Analisa jejak
ekologi ini dilakukan dengan membandingkan gaya hidup dan konsumsi
manusia terhadap sumber daya yang dibebankan pada kemampuan
daya dukung alam (biocapacity) untuk mencukupi kebutuhan
tersebut,” tulis Fachruddin.
“Karenanya,
seberapa luas yang kita butuhkan bergantung pada gaya hidup kita.
Apakah boros, hemat, seberapa banyak limbah yang kita hasilkan, dan
seberapa berbahaya untuk bumi,” paparnya.
Ecological Footprint dapat digunakan sebagai ukuran prestasi kita dalam
mendukung keberlanjutan bumi ini, dan menjadi indikator terbaik dan efisien
dalam mendukung keberlanjutan kehidupan. Alat ukur ini menjadi penting dalam
konteks untuk mengetahui apakah kegiatan konsumsi yang kita lakukan masih dalam
batas daya dukung lingkungan ataukah sudah melewatinya, dengan kata lain masih
dalam surplus ataukah sudah dalam defisit (penurunan kualitas) ekologi.
Ecological Footprint secara sederhana dapat ditentukan dengan menelusuri
berapa besarnya konsumsi sumberdaya alam (baik berupa produk ataupun jasa),
serta sampah yang kita produksi dan disetarakan dengan area permukaan bumi yang
produktif secara biologis dalam satuan luasan hektar (ha).
Istilah jejak kaki
atau footprint telah dikenal secara umum dalam pengelolaan sumber daya
alam di dunia internasional sebagai metode perhitungan kuantitatif yang
menunjukkan pemanfaatan sumber daya alam oleh manusia dalam kehidupannya
sehari-hari.
Saat ini telah
dikenal tiga jenis footprint dalam kehidupan sehari-hari, yaitu
:
1. Ecological footprint.
Difokuskan untuk menghitung penggunaan lahan bioproduktif yang digunakan
untuk menyokong populasi dunia dan dinyatakan dalam satuan hektar.
2. Carbon footprint dan,
Dititikberatkan pada penghitungan penggunaan energi yang
dinyatakan dalam volume emisi karbondioksida (CO2) menggunakan
satuan ton.
3. Water footprint.
Menghitung penggunaan air untuk menyokong kehidupan
manusia yang dinyatakan dalam satuan volume air (M3).
Satuan dan sumber
daya yang dianalisis secara spesifik oleh masing-masing jenis footprint
tersebut berbeda-beda.
Jenis analisis footprint yang
kedua adalah Analisis carbon footprint (CF). Carbon footprint
adalah indikator mengenai dampak aktivitas manusia terhadap iklim global yang
dinyatakan dalam jumlah gas rumah kaca (GRK) yang diproduksi. Carbon
footprint secara konseptual menggambarkan kontribusi individu atau negara
terhadap pemanasan global. Carbon footprint dapat menunjukkan total
emisi karbondioksida (CO2) dan gas rumah kaca lainnya yang
diemisikan pada seluruh proses untuk menghasilkan produk atau jasa (Hoekstra,
2008).
Jenis
analisis footprint yang terakhir adalah analisis water foootprint (WF). Water
footprint dikembangkan oleh Hoekstra pada tahun 2002. Water footprint dapat
merepresentasikan jumlah volume air tawar yang dibutuhkan untuk menjaga
keberlanjutan suatu populasi, seperti yang diungkapkan oleh Madrid et al
“The water footprint represents the freshwater volume required to sustain a
population” (Madrid et al., not dated).
Hoekstra dan Chapagain (2004) dalam laporan hasil penelitiannya
mendefinisikan water footprint individu, bisnis atau negara
adalah total volume air tawar yang digunakan untuk memproduksi makanan dan jasa
yang dikonsumsi oleh individu, bisnis atau negara.
Nilai water footprint umumnya dinyatakan dalam satuan volume air
yang digunakan setiap tahunnya. Saat ini, water footprint telah
berkembang menjadi alat analisis yang digunakan untuk mengarahkan perumusan
kebijakan kearah isu-isu mengenai keamanan air dan penggunaan air yang
berkelanjutan di negara maju (Hoekstra, 2008).
Ecological Footprint dibutuhkan untuk menerjemahkan semua efek ekologikal dari aktivitas manusia pada
lahan yang digunakan manusia untuk memproduksi barang termasuk kandungan
limbah yang dihasilkan.
B. MENGHITUNG JEJAK EKOLOGIS
Untuk
mengukur jejak ekologi kita berdasar standar yang telah ditentukan, menggunakan
kuis. Beberapa faktor yang menjadi komponen penghitungan adalah bagaimana jejak
rantai makanan (food), tempat berteduh (shelter), perjalanan
untuk berkegiatan (mobility), barang (goods), jasa (service).
Dari 5 jejak ini terasa mobilitas, makanan, dan perumahan mendapat porsi
penyelidikan yang besar. Sebaliknya barang dan jasa hanya sekelumit mendapat
penilaian.
Analisis ecological footprint sendiri
tampaknya beranjak dari pemikiran yang sederhana, yakni kapasitas daya dukung
area (lahan) produktif (biocapacity) untuk hidup manusia. Lahan
produktif itu hanya berupa daratan dan perairan, yang sebenarnya pun tak bisa
dimanfaatkan keseluruhannya. Jadi berapa yang bisa diambil dari alam oleh
manusia untuk hidup dan berapa sampah yang harus kembali dibuang ke alam oleh
manusia dalam cakupan wilayah tertentu. Eksploitasi oleh manusia dari alam itu
bisa dalam bentuk dan berbagai macam kegiatan, misal makan, transport, energi,
dan sebagainya. Besaran area analisisnya adalah populasi penduduk yang bisa
sangat bervariasi, mulai dari individu atau keluarga, atau melebar mulai dari
kota, wilayah, negara, atau bahkan seluruh bumi. Kondisi saat ini pun diketahui
bahwa kapasitas penggunaan alam untuk hidup manusia telah 23% melampui
kemampuan regenerasi bumi itu sendiri. Dalam istilah ecological footprint,
kelebihan dari kemampuan daya dukung alam ini disebut overshoot.
Dari laporan WWF yang mengtengahkan jejak ekologi
dengan judul “Ecological Footprints: A guide for local authorities”, terbaca
bagaimana ecological footprint ini bisa dimanfaatkan untuk beberapa
perhitungan dalam rangka kehati-hatian bertindak, saat ini dan waktu akan
datang. Laporan dari WWF ini menggunakan contoh Wales dan Liverpool sebagai
kasusnya. Mengutip temuan Mathis Wackernagel dkk. bahwa individu di bumi ini
sat ini mengambil jatah rata2 sekitar 2.2 ha, namun karena ada hak pula dari
makhluk lain yang dinamakan “earth share”, maka jatah manusia sebenarnya
tinggal 1.87 ha.
Untuk kasus saat ini saja, penduduk bumi telah
berhutang hampir 0.4 ha. Dari beberapa laporan studi ternyata juga terlihat
bahwa makin majunya sebuah negara makin besar jejak ekologi yang harus
dibayarnya. UAE 11.9, Amerika 9.5 ha, Inggris 5.45 ha, Wales 4.45 ha, Swiss 4
ha, Indonesia 1.1 ha, dan Bangladesh rata2 0.5 ha. Membacanya, untuk menuruti
gaya hidup orang Amerika, maka area yang mereka bumi harus dijembarkan menjadi
9.5 kalinya sekarang. Mereka juga telah mengalami apa yang dinamakan ecological
deficit, sedang orang Bangladesh bolehlah disebut memiliki ecological
reserve. istilah ini digunakan untuk membandingkan jejak ekologi dan
kapasitas biologinya.
Beberapa pertanyaan berikut ini bisa Anda
gunakan untuk berefleksi sejenak tentang seberapa besar beban yang
sudah Anda tanggungkan kepada bumi:
v Seberapa
banyak Anda makan daging atau ikan, apakah lebih dari sekali sehari,
atau kurang dari sekali dalam seminggu?
v Seberapa
sering Anda membeli produk-produk organik, baikdaging, sayur, dan juga
produk susu?
v Seberapa
sering Anda membeli daging, sayur, dan produk susu yang diproduksi
lokal?
v Kendaraan
apa yang Anda miliki, yang sering digunakan untuk bepergian, mobil
atau motor?
v Berapa
jam Anda menggunakan motor atau mobil sendiri?
v Seberapa
sering Anda menggunakan kereta, bis, dan alat transportasi umum
lainnya?
v Berapa
jam yang Anda gunakan dalam setahun ini untuk perjalanan lewat udara?
v Berapa
banyak orang yang tinggal di rumah Anda?
v Bagaimana
cara Anda menyejukkan rumah?
v Apakah
Anda mematikan lampu dan alat-alat listrik lainnya saat tidak
digunakan, atau hanya mengubah dalam posisi standby?
v Apa
perlengkapan rumah yang membutuhkan tenaga listrik yang Anda
beli dalam 12 bulan terakhir ini?
v Berapa
rupiah yang Anda bayar untuk air, baik untuk
mandi, menyiram tanaman, dan sebagainya?
v Sampah
macam apa yang Anda daur ulang?
C.
JEJAK
EKOLOGI KU
a) Transportasi
1. Dengan
apa anda bepergian hari ini?
1) Berjalan 0
2) Bersepeda 5
3) Dengan
Angkutan Umum 10
4) Menumpang 15
5) Kendaraan
Pribadi 3 x 30
(Kalikan
setiap skor dengan berapa sering metode tersebut dipakai dalam satu hari dan
kemudian di total).
Nilaiku 90
Sub
Total = 90
b) Penggunaan
Air
1. Seberapa
banyak air yang digunakan?
1) Tidak
mandi 0
2) Mandi,
1-2 menit 5
3) Mandi,
3-6 menit 10
4) Mandi,
10 menit 2 x 20
5) Mandi
dengan air satu bath tub penuh 20
6) Mandi
dengan air setengah bath tub 10
7) Mandi
dengan air bekas orang lain 10
8) Menggosok
gigi dg air kran tetap mengucur 5
9) Mencukur
kumis/jenggot dengan air kran tetap mengucur 5
Nilaiku 40
Sub
Total = 40
c) Berpakaian
1. Saya
menggunakan pakaian lebih dari sekali sebelum di cuci?
1) Sering 0
2) Kadang-kadang 1 x 5
3) Tidak
pernah 10
2. Saya
menggunakan pakaian bekas (yg diperbaiki)
1) Iya (-5)
2) Tidak 0
3. Saya
memperbaiki baju saya sendiri?
1) Ya (-5)
2) Tidak 0
4. 50%
dari baju saya adalah baju turunan?
1) Ya (-5)
2) Tidak 0
5. Saya
membersihkan dan mengeringkan baju?
1) None 0
2) 1-5
lembar 10
3) lebih
dari 6 lembar 20
Nilaiku 25
Sub
Total = 25
d) Rekreasi
Mengenali permainan, olahraga, dan aktivitas dimana aku terlibat, pada hari
biasa di waktu senjang.
1. Seberapa
banyak peralatan yg diperlukan ?
1) tidak
ada atau sedikit 0
2) beberapa 1 x 10
3) cukup
banyak 20
2. Seberapa
luas lahan yg dibutuhkan untuk bermain di lapangan, dataran es, kolam renang,
untuk memenuhi kebutuhan rekreasi anda?
1) tidak ada atau sedikit 0
2) sedang
(<1 hektar) 10
3) cukup
besar (>hektar) 20
3. Saya
menghabiskan uang hari ini untuk belanja (pakaian, baju, peralatan olahraga)?
1) Tidak
ada 0
2) $5 5
3) $10 10
4) $10+ 1
pt. per dollar
Nilaiku 10
Sub
Total = 10
e) Makanan
1. Berapa
porsi daging yang dimakan sehari?
1) 0 0
2) 1
porsi 1 x 10
3) 2
porsi 20
4) 3
porsi 30
2. Seberapa
banyak makan bersisa di piring?
1) Tidak ada 1
x 0
2) Sedikit 5
3) Cukup
banyak 10
3. Saya
mengkonsumsi campuran sisa sayur dan buah?
1) Ya 0
2) Tidak 1 x 10
4. Makanan
yg saya makan adalah makanan lokal?
1) Semuanya 0
2) Beberapa 10
3) Tidak
ada 20
5. Makanan
yg saya makan adalah produk organik?
1) Semuanya 0
2) Beberapa 10
3)
Tidak ada 1 x 20
6. Makanan
yg dikonsumsi dibunkus plastik/kertas?
1) Tidak 0
2) Beberapa 1 x 10
3) Semuanya 20
Nilaiku 50
Sub
Total = 50
f) Sampah
1. Jika
saya membuang seluruh sampah pada hari
ini, seberapa besar penampungan sampahnya?
1) Peti
kayu 1
x 30
2) Kotak
sepatu 20
3) Secangkir 5
4) Tidak
ada sampah 0
Nilaiku 30
Sub
Total = 30
Add
Sub Total dari “A-F” = Total I = 245
g) Ruang
Tinggal
1. Hitung
dalam satuan meter persegi ruang indoor
yang diperlukah dlm keseharian. Termasuk
semua ruangan di rumah (termasuk garasi), sekolah (kantin, kelas), kantor
(ruang kantor pribadi, area kerja, toilet). Bagi luas total ruangan dg jumlah
orang di dalamnya.
Contoh :
Living Space Averages Educ. Space/Per Student
Ave. Dorrm Space - 25 sq m Classroom & Lab - 30 sq m
Ave. Apt. space -
35 sq m Administration -
3 sq m
Other - 5 sq m
Add up “a-d” for “Total
Square Meters”. (1 sq. meter = 10 sq. feet)
1) “Home”
sq. meters = 240
divided by # of people
= 40 Sq meters
2) School
sq. meters =
divided by # of people
= Sq meters
3) Office
sq. meters = 100
divided by # of people
= 2
Sq meters
4) other
sq. meters =
divided by # of people
= Sq meters
Nilaiku 42
Sub
Total = 42
Add
Sub Total dari “G” = Total II = 42
Total Keseluruhan = (Total I +
Total II) X 3
Total Keseluruhan = (245+42) X 3
Total Keselurahan = 287 X 3
Total Keseluruhan = 861
Total
keseluruhan dibagi 100 = jejak ekologis dalam satuan hektar.
Jadi
"JEJAK EKOLOGIS" ku = 8,61 HEKTAR.
D. DAFTRA
PUSTAKA
(On Line). (http://yundahamasah.blogspot.com/2013/03/jejak-ekologiku.html,
diakses tanggal 9 Maret 2014).
(On Line). (http://www.nirmala.co/feature/36-bagaimana-mengukur-jejak-ekologi,
diakses tanggal 9 Maret 2014).
(On Line). (http://saniroy.archiplan.ugm.ac.id/?p=578,
diakses tanggal 9 Maret 2014).
(On Line ). (http://eprints.undip.ac.id/40475/2/bab_2.pdf,
Diakses tanggal 9 Maret 2014).
(On Line ). (http://www.antaranews.com/berita/346797/jejak-ekologis-indonesia-defisit,
diakses tanggal 9 Maret 2014).
(On Line). (http://sangperempuan.blogspot.com/2008/07/perempuan-dan-jejak-ekologi-yang.html,
diakses tanggal 9 Maret 2014).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar